Peran Media Sebagai Jalur Kampanye

Oleh : Achmad Safiaji (penulis adalah mahasiswa program studi ilmu komunikasi UII)

Dewasa ini media sangat memiliki hubungan erat dengan dunia politik. Media yang mempunyai kemampuan untuk memberikan informasi kepada khalayak, tentu sangat dibutuhkan oleh actor politik untuk menyampaikan suatu pesan yang bertujuan untuk mempengaruhi khalayak. Hal ini terlihat dari maraknya para actor politik atau bagian dari dunia politik yang muncul dalam iklan politik. Media yang dalam hal ini mendukung secara penuh akan penayangan iklan-iklan poltik ini, tentu akan sangat berpengaruh bagi pembentukan image dari para actor politik tersebut. Menurut Brian Mc Nair, dijelaskan iklan politik yang ditayangkan oleh media akan membangun image atau citra dari actor politik.(McNair,1999:100).
Kita lihat contoh iklan politik yang dilakukan Prabowo yang diusung oleh partai Gerindra sebagai calon presiden Indonesia pada masa pemilu 2009 nanti. Dalam iklan tersebut, Prabowo bersama partai Gerindra dicitrakan menjadi suatu sosok yang sangat mendukung dan berpihak pada rakyat kecil. Iklan ini ditayangkan terus-menerus oleh media sehingga khalayak secara tidak langsung akan menjadi terpengaruh oleh apa yang ditayangkan oleh media. Contoh lainnya adalah pemasangan iklan SBY bersama partai demokrat di Kompas yang ditaksir menghabiskan uang senilai 500juta(Gatra, Nomor 42 Beredar Kamis, 28 Agustus 2008). Dua contoh ini hanya sebagian kecil dari kenyataan yang ada.
Media dewasa ini menjadi suatu pilihan utama untuk melakukan komunikasi politik atau kampanye. Dalam komunikasi politik, media dan actor politik adalah suatu hubungan yang mutualisme. Dimana dalam hal ini kedua belah pihak sama-sama menerima keuntungan. Di masa pemilu ini, media diuntungkan dengan adanya pemasangan iklan politik yang tentunya mempunyai tarif yang tidak sedikit. Apa lagi dengan munculnya iklan politik yang mempunyai waktu durasi penayangan yang cukup lama dan ditayangkan pada jam prime time yang tentunya memiliki tarif yang sangat istimewa. Selain di televisi, para actor politik juga memasang iklan pada media cetak seperti koran. Pada media cetak pun tidak sedikit dana yang dikeluarkan oleh para actor politik tersebut.
Pentingnya peran media sebagai sarana komunikasi politik yang efektif kini kian terlihat. Kita sebagai khalayak tentu menjadi mengerti dengan sendirinya bahwa dunia politik saat ini sangat membutuhkan dukungan dari media. Karena dengan adanya media, dapat mempermudah para actor politik untuk menyampaikan pesan pada khalayak yang lebih luas dan dengan cara yang lebih mudah dari pada harus mendatangi langsung kedaerah-daerah. Selain itu, kampanye lewat media dianggap penting karena masyarakat kita saat ini lebih sering atau aktif untuk mengkonsumsi media, sehingga opini dalam masyarakat dapat dengan mudah untuk dibentuk dan dipengaruhi. Hal ini sesuai dengan Hypodermic Needle Theory yang artinya, pesan yang disampaikan oleh media akan langsung mengenai sasarannya yakni para khalayak Sehingga kita tidak dapat menghindar dari terpaan doktrin yang dilakukan oleh media. Teori ini menganggap bahwa kita sebagai khalayak dapat dengan mudah dipengaruhi dan dibentuk sesuai dengan apa yang diingkan oleh media tersebut. (Nurudin,2007:165).
Namun sebaiknya iklan politik itu harus lebih singkat. Karena untuk menghindari kritik dari khalayak atau perlawanan dari sesama actor politik. Selain itu, jika waktu penayangannya lebih singkat, otomatis iklannya akan lebih efektif dari pada iklan yang panjang.(McNair,1999:100)
Peran-peran media dalam komunikasi politik tentu sangat banyak. Dan dalam tulisan ini dikaji empat peran penting media dalam melakukan komunikasi politik. Seperti, Media sebagai alat komunikasi politik, media menjadi sarana untuk melakukan persuasi, memberikan informasi politik pada khalayak, memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk dapat menilai apa yang disampaikan dari media.
Pertama adalah media sebagai komunikasi politik. Dimana para actor politik membeli dan menggunakan tempat atau spot pada waktu tertentu untuk menyampaikan pesan pada khalayak luas(McNair,2003:94). Media yang digunakan pun bermacam-macam seperti bioskop, bilboards, koran, radio, televisi, internet dan masih banyak lainnya. Tujuannya dari iklan politik itu sendiri adalah sebagai sarana untuk menyampaikan pesan dari actor politik tersebut kepada khalayak dan untuk mendapatkan simpati tentunya.
Kedua adalah media dalam hal ini melakukan komunikasi secara persuasi dengan tujuan agar apa yang disampaikan dapat mempengaruhi khalayak. Media memiliki peran penting akan keberhasilan dari actor politik yang melakukan kampanye.
Tujuan dari persuasi tersebut adalah:
1. Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang.
2. Mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang.
3. Menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu.
4. Memperkenalkan etika ,atau menawarkan system nilai tertentu.(Nurudin,2007:72)
Ketiga adalah media dapat memberikan informasi pada khalayak. Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting bagi komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi ini adalah berita-berita yang disajikan. Namun iklan pun dalam beberapa hal memiliki fungsi memberikan informasi disamping fungsi-fungsi yang lain(Nurudin,2007:66). Maksudnya adalah media menyampaikan banyak sekali informasi kepada khalayak mengenai apa yang disampaikan oleh para actor politik dalam iklannya di media. Sehingga masyarakat mengetahui tentang informasi yang mereka butuhkan untuk mengenal sosok dari actor politik tersebut.
Fungsi yang keempat adalah media memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menilai apa yang disampaikan actor politik di media. Sehingga masyarakat dapat memberikan penilaian langsung terhadap pesan yang disampaikan oleh iklan politik di media. Hal ini sesuai dengan teori kritis dan teori kepuasan dan kegunaan. Karena kedua teori itu menggambarkan ke aktifan khalayak dalam memilih, menggunakan dan mengkritisi media. Tentu saja termasuk dalam mengkritisi apa yang disampaikan oleh media(Nurudin,2007:191,199)
Jadi dalam fenomena maraknya penggunaan media sebagai sarana komunikasi politik saat ini, pada dasarnya dipengaruhi oleh keunggulan peran media sebagai tempat yang efektif untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Sehingga pesan dari para actor politik tersebut dapat tersampaikan secara luas dengan lebih efektif.

LAMB OF GOD numpang TERBIT









Randy Blythe - Vocals (Bloodshoteye)
Will Adler - Guitar
Mark Morton - Guitar
John Campbell - Bass
Chris Adler - Drums

Lamb Of God mulai terbentuk di tahun 1990 dimana para personelnya Mark Morton, Chris Adler,dan John Campbell yang merupakan teman satu ruangan di Virginia Commonwealth University berkumpul dan mulai berlatih bersama. Setelah kelulusan, masuklah anggota baru Randi Blythe (vokal) dan gitaris Abe Spear. Saat Morton kembali ke Virginia, dia kembali bergabung dan menami band mereka dengan sebutan "Burn The Priest". Saat itu juga mereka meluncurkan album pertamanya di 1998 secara indie.


Tak lama, Spear keluar dan posisinya di re-placed oleh adik Chris Adler, Willie. Anggota baru,mereka mengubah nama band-nya menjadi Lamb Of God. Mereka langsung dijuluki "The New Wave of American Heavy Metal"album kedua mereka juga dirilis tahun ini.

Album ketiganya "As the Palaces Burn mendapat sambutan yang luarbiasa dari para pencinta musik Trash metal.dan banyak dipublikasikan oleh media.

Setelah sukses di album ke-3 mereka pindah ke Mayor label,Epic Records. Mereka kembali meluncurkan album ke 4nya Ashes of The Wake kembali mendapat sambutan hangat. Lamb Of God kembali meluncurkan album di tahun 2006 "Sacrament" yang lagi-lagi sukses dipasaran dan masuk ke 10 besar album CD metal tahun 2006.

MUSIK METAL JADI "MAINSTREAM" BARU

METAL PA METAL2AN


disunting dan di edit oleh : KEPLEX

Secara pasti dan relevan sampai saat ini banyak sumber yang menjelaskan maupun mendeskripsikan musik metal dari berbagai macam versi dan sejarah. Dibuka dengan adanya ketidakpuasan para musisi terhadap musik Rock yang mereka anggap semakin lama semakin garing dan kurang menghentak, maka keluarlah istilah Metal (yang secara harafiah bisa diartikan dengan: Baja) sebagai subgenre berbagai macam genre yang akan lahir di kemudian harinya (ex: Death Metal, Black Metal, Power Metal etc), yang mereka anggap jauh lebih keras dan lebih macho daripada musik bergenre Rock (secara harafiah diartikan sebagai: Batu), dan secara denotatif pula maka bisa disimpulkan bahwa adanya Baja lebih keras daripada Batu!

Dipelopori oleh band-band British seperti IRON MAIDEN hingga VENOM (khusus yang satu ini kelak menjadi ikon sejarah terbentuknya genre musik Black Metal dengan kehadiranya yang di klaim sebagai band New Wave Of British Heavy Metal a.k.a NWOBHM), yang nantinya akan menjadi legenda maupun cikal bakal lahirnya band-band baru dan berbahaya dengan membawakan genre musik yang lebih variatif, kemudian pada awal keberadaan mereka disebut sebagai band British Heavy Metal, di era akhir tahun 70-an memasuki ke awal tahun 80-an. Secara Umum, unsur musik Klasik era para komponis besar dunia macam JS.Bach, WA.Mozart, Vivaldi, A.Paganini etc sedikit banyak
mempengaruhi tone-tone dalam musik band-band British ini. Tak lupa juga JUDAS PRIEST, Sang Mbah yang mengompori lahirnya band-band Thrash Metal dunia nantinya, juga ikutan muncul diera awal 80-an ini.

Lahirnya band-band British Heavy Metal ini langsung disambut hangat masyarakat musik dunia dengan mengagungkan mereka layaknya Dewa saja, mulai dari style musik, atribut dan performance dari ujung rambut hinga ujung kaki pun tak pelak di plagiat sebagai style masyarakat musik pada kala itu. IRON MAIDEN yang memainkan musik Heavy Metal dengan sentuhan nada-nada klasik yang sangat manis dan beat yang atraktif menjadi kunci utama yang membuahkan kelahiran band-band Power Metal, Melodic Death Metal maupun Progressive Metal di kemudian harinya kelak, sebut saja macam HELLOWEEN, RHAPSODY, RIOT, IN FLAMES, CHILDREN OF BODOM, EVERGREY, DALI’S DILLEMA, bahkan band Nu Metal macam SUM 41 pun sangat meng-Mbah-kan band gaek dari Inggris tersebut. Kehadiran BLACK SABBATH dan VENOM dianggap sebagai cikal bakal lahirnya sebuah genre musik fenomenal yang kerap kita kenal dengan sebutan Black Metal, dimana pengaruh band-band tersebut menyebabkan lahirnya Band paling berbahaya dari Norwegia yang mengklaim judul album VENOM yang bertitel Black Metal sebagai genre baru yang memadukan musik metal dengan unsur satanisme, maka lahirlah band yang kita kenal dengan nama MAYHEM, yang menjadi factor utama bermunculannya band-band Black Metal berbahaya dari Norwegia dan Swedia macam DIMMU BORGIR, MARDUK, DISSECTION, DARK FUNERAL, NAGLFAR, EMPEROR etc. JUDAS PRIEST yang notabene bermusik dengan lebih fast dan shred, punya andil besar dalam kelahiran band Thrash Metal paling berbahaya di benua America dan Eropa nantinya, yaitu SLAYER. Tak lupa pula lahirnya band XENTRIX di tahun 1985 yang diklaim oleh kebanyakan orang sebagai “METALLICA-nya Inggris”.

Di akhir 80-an, lahir lagi ketidakpuasan terhadap musik metal yang ada, dan band-band British baru bermunculan dengan mengusung genre yang mereka sebut sebagai musik Grindcore, band tersebut adalah TERRORIZER yang kemudian bubar dan pecah menjadi NAPALM DEATH, MORBID ANGEL dan BENEDICTION yang berada dalam satu naungan label rekaman EARACHE, dan pada saat yang sama lahir pula band-band bergenre serupa di tanah Swedia yaitu ENTOMBED dan CARNAGE (band ini nantinya bubar dan membentuk band yang bernama DISMEMBER).

Khusus didaerah Asia, pada pertengahan 80-an lahir pula band Metal Jepang yang nantinya banyak mempengaruhi masyarakat musik disana untuk mengusung genre yang sama, yaitu LOUDNESS, yang kala itu sangat populer dengan tembang-tembang macam Ares Lament, Road racer, 25 Days From Home, Soldiers Of Fortune etc Ex vokalis band ini, Mike Vescera di kemudian hari juga turut meramaikan personil dalam bandnya Yngwie Malmsteen hinga membuahkan beberapa album dengan tembang-tembang keramat yang banyak dikenal para musisi dunia seperti Save Our Love, You Dont Remember I’ll Never Forget, Prisoner Of Your Love, The Seventh Sign, Forever One etc.

Dan hingga saat ini, keberadaan subgenre musik Metal sebagai hal pokok lahirnya band-band besar dunia dengan mengusung genre tersebut juga mengalami perkembangan yang sangat dahsyat dengan berkembang plot genre menjadi genre musik yang variatif seperti Grindcore, Death Metal, Black Metal, Power/Speed Metal, Progressive Metal, Gothic Metal, Doom Metal, Industrial Metal (genre ini lahir bersamaan dengan lahirnya band GODFLESH dari UK di akhir 80-an yang mengusung musik Grindcore dan nantinya menjadi cikal bakal bermunculannya band-band besar Industrial Metal seperti PITCH SHIFTER, SKIN CHAMBER hingga RAMMSTEIN), Dark Metal (genre musik yang dipopulerkan The One Man Showed Varg Vikernes a.k.a Count Gishnack a.k.a BURZUM walaupun sebelum itu band gaek seperti BATHORY sudah jauh lebih dahulu memainkan jenis musik tersebut), hingga Hip Metal dan lain sebagainya, hingga di masa sekarang inipun para anak mama bertabiat
buruk dan ingin mendapatkan pengakuan public sebagai Bad Boy turut meramaikan dunia Permetalan dengan membidani lahirnya band-band yang mengusung musik yang mereka sebut dengan genre Emo dan Metalcore. Sebagian band-band yang cukup tuwir dan dipuja massa-nya di jalannya tersebut, malah juga ikutan latah dan berpindah haluan memainkan musik mereka dalam genre Metalcore, sebut saja macam IN FLAMES (yang makin hari makin Anak Mama saja) yang tak bisa dipungkiri memutar arah musik mereka sejak dirilisnya album Soundtrack Of Your Escape di tahun 2004.

tapi yang terjadi di negara indonesia yang MEMERAH dan semakin MENGHITAM INI!! pa kah musik seperti ini dapat diterima oleh banyak pendengar??????

Padahal orang2 di negara ini kebanyakan didominasi ikon "POP CULTURE",,tetapi kita lihat saat ini musik tersebut menjadi GAYA HIDUP anak muda saat ini..belum KEREN klo blum ngikutin musik METAL,,
tetapi kita harus tetap menghargai orang yang hanya2 ikut2an atau sepenuhnya mendedikasikan hidupnya untuk MUSIK METALLL........................

Akhirul kata, mau tak mau musik metal terus mengalami pembaharuan dan pengembangan di setiap era-nya, menyesuaikan dengan zaman dan selera yang kian hari terus berubah dan mengalir begitu saja macam air yang tak pernah henti hingga muaranya, dan dengan mengusung segala totalitas subjektifitas sebagai salah satu massa Musik Metal, lets just say Long Live To our METAL, yeah!!!




TIPS KULIAH

(BERSUMBER DARI MAJALAH CITA CINTA)
Disunting oleh Ramadhani Syah Fitri
LIMA PLUS TIP SUKSES HADAPI UJIAN
Satu semester = 6 bulan=180 hari = 4320 jam. Nggak mau kan waktu dan tenaga yang kita kerahkan selama itu buyar hanya gara – gara grogi menjawab soal ujian, yang bahkan berlangsungnya nggak lebih dari dua jam!. Biar sukses lewati UAS, ada lima tip manjur, nih!
1. Puasa ajep – ajep
Hobi clubbing tiap malam minggu? Stop dulu, deh. Meski besoknya (baca: hari Minggu)masih tersisa waktu untuk belajar, kalau selamanya abis bergadang sih, percuma—bakal susah masuk ke otak!
2. Sharing Info
Sama kayak computer, otak kita memiliki keterbatasan memori. Berhubung selama masa UAS kita perlu memasukkan banyak materi ujian, saring apa saja yang diizinkan ‘melintasi’ otak. Misalnya, hindari dulu baca tabloid dan nonton acara gossip. Meski kelihatan sepele, nggak mau kan, lahan otak yang terbatas malah dipenuhi memori seputar gossip seleb daripada materi ujian?

3. Cermati Instruksi
Di pertemuan terakhir sebelum UAS, dosen biasanya member tahu mahasiswanya mengenai bentuk ujian—open book atau nggak. Kalau memang boleh buka buku, manfaatkan sebaik-baiknya. Lengkapi catatan dan bahan penting lain yang kira-kira bisa ‘ menyelamatka ‘ kita di hari H.

4. Belajar Bareng
Mumpung masih ada waktu, tentukan waktu buat ngumpul untuk belajar bersama. Pilih teman diskusi atau belajar bareng yang kuat di mata kuliah tersebut biar kita bisa belajar banyak darinya. Kalau mentok, jangan ragu minta ajarin senior atau asdos. Peribahasa malu bertanya sesat dijalan nggak pernah basi, tuh!.

5. Modal, Dong!
Selalu bawa dua pulpen ke ruang ujian. Kalu yang satu mendadak macet, nggak usah panic cari pinjaman. Jika harus menggunakan alat khusus seperti jangka, penggaris, atau kalkulator, bawa juga milik pribadi. Jangan mengandalkan pinjaman teman!.
ATURAN CERMAT KRS
Di semester awal, Kartu Rencana Studi (KRS) memang masih disusun pihak secretariat. Tapi selanjutnya, mayoritas kampus menyerahkan sepenuhnya ‘ tampuk kekuasaan ‘ kepada kita. Meski kelihatan sepele, menyusun KRS nggak bisa dianggap remeh. Soalnya ‘ nasib ‘ kita satu semester ke depan, kan, bergantung pada KRS. Atur dan pilih secara cermat biar lulus tepat waktu dengan hasil maksimal dan masih punya waktu buat gaul!.

1. Curi Start
Jumlah SKS yang bisa kita ambil biasanya berbanding lurus dengan IPK. Makin tinggi IPK kita, makin banyak pula SKS yang boleh diambil. Kalau sanggup, manfaatkan donk, kesempatan ini. Dengan sering ‘nyolong start’, kita bisa lulus lebih cepat, tuh.
Kombinasikan antara mata kuliah yang bayak hitung-hitungan dengan hafalan. Bisa juga dengan memilih kombinasi mata kuliah yang kita anggap enteng dan perlu perhatian khusus—biar otak kita nggak overloaded karena kebanyakan menampung materi kuliah…

2. Pilih & Tukar
Setelah mata kuliah apa saja yang mau diambil, langsung catat semua jadwal yang tersedia. Lalu, susun KRS sesuai keinginan maupun kebutuhan kita. Misalnya nih, untuk menghindari jeda yang terlalu lama, susun KRS dengan jadwal yang berdekatan. Kalau kelas yang kita inginkan sudah penuh, jangan malas mencari teman yang rela menukar kursinya. Tongkrongin aja secretariat dari pagi sampe sore selama pengisian KRS.

3. Tanggal Merah
Susun jadwal kuliah sedemikian rupa sehingga banyak ‘tanggal merah’ alias hai liburnya. Selain hemat tenaga, pastinya irit ongkos dong,he he he. Tapi kalu menjalani beberapa mata kuliah sekaligus dalam sehari dirasa terlalu berat, ya nggak pelu ngotot juga.

4. Morning Call
Jika rumah kita jauh dari kampus, nggak usah maksakan diri mengambil mata kuliah yang berlangsung pagi hari. Nggak mau kan, sering datang terlambat gara-gara terjebak macet? Apalagi, sebagian dose nada yang dengan tegas menganggap kita alpa bila telatnya lebih dari 30 menit. Ujung-ujungnya, kita malah dilarang ikut ujian karena kehadiran kita dianggap nggak memenuhi batas minimal.

5. Cek! Cek! Cek!
Saking semangatnya mengisi KRS, kadang kita nggak sadar kalau ada jadwal kuliah yang bentrok. Sebelum menyerahkan KRS ke secretariat, cek sekali lagi mengenai hari dan jam yang kita pilih. Kalau perlu, buat coret-coretan kasarnya di kertas kosong.
DONGKRAK IPK!
Senasib dengan ban bocor yang mesti diganti dengan mendongkrak mobil bisa melanjutkan perjalanan, IPk yang amburadul juga begitu. Biar bisa tenang pas wisuda, IPK kudu tinggi dong! Nggak harus sampai cum laude—minimal di atas rata-rata sedikit, deh, agar kita mampu bersaing di dunia kerja. Mumpung masih ada waktu, saatnya mendongkrak IPK yang termasuk jeblok, nih!
1. Minimal tiga
Tandai mata kuliah bernilaiu C yang jumlah sks-nya minimal tiga. Utamakan mengulang mata kuliah yang termasuk kategori tersebut. Dibandingkan yang SKS-nya Cuma dua, mengulang mata kuliah ber-SKS banyak lebih ampuh dalam meng-up grade IPK. Usahakan mendapat nilai A agar peningkatannya mencolok.

2. Bolos vs Bonus
Sebagian dose nada yang member bonus nilai bila kehadiran kita di kelas mencapai 100%. Biasanya hal ini dikasih tahu kok, di awal semester. Tapi nggak ada salahnya menanyakan ke dosen yang bersangkutan. Supaya nggak mencolok (dan kelihatan mengharap bonus banget), Tanya aja mengenai proporsi pembagian nilai yang bisa mereka terapkan.

3. Extra, Please!
Jika nilai UTS kacau dan kita nggak yakin bisa memperbaikinya di UAS, segera pdkt ke dosen. Tanya baik-baik, adalah hal yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan nilai. Misalnya ikut ujian ulangan,membuat makalah tambahan, maupun tugas lain. Kuncinya Cuma satu: hilangkan rasa gengsi, dan pasang muka memelas, hehehe…

4. Last minute
Paling enak, perbaikan nilai kita lakukan di semester akhir, sambil ngerjain skripsi. Selain nggak mengganggu kelancaran studi, adanya mata kuliah selama skripsi bikin kita nggak malas ke kampus. Tapi pastikan itu untuk mata kuliah ‘ringan’. Jangan sampai sulitnya mengalahkan konsentrasi bikin skripsi, dong!
Siap Bikin Makalah!
Sebgai mahasiswa, tugas nggak Cuma belajar dan mendengarkan dosen di kelas, tapi juga membuat berbagai macam tugas. Salah satunya makalah. Behubung nilai jadi taruhan, nggak mau sembarangan membuatnya kan….

1. ‘nyontek’ Senior
Begitu dapat topic, langsung buka mata dan telinga lebar-lebar. Jangan malas mencari bahan sebanyak-banyaknya, mulai dari materi kuliah, buku, dan internet. Kalau perlu, baca makalah milik senior yang biasanya disimpan di perpustakaan- bukan menjiplak ya. Punya banyak bahan akan memudahkan kita mengerjakan makalah.

2. Teman Seperjuangan
Jika tugas makalah harus dikerjakan per kelompok, pilih teman yang cocok dengan kita. Nggak perlu harus pintar atau kutu buku, tapi setidaknya rajin dan bertanggung jawab- daripada hanya kita yang kerja sementara mereka asyik ngobrol!

3. Sudut Pandang Unik
Bahan sudah di tangan, teman kerja kelompok sudah di dapat, tinggal satu yang dibutuhkan : berpikir out of the box. Dari sekian bahan yang ada, coba dipelajari dan pilih sudut pandang berbeda. Punya tema unik bisa menarik perhatian dosen, tuh.

4. Penampilan ‘menggida’
Saat bikin makalah, pepatah don’t judge a book by its cover sama sekali nggak berlaku. Berhubung ‘bungkus’ mencitrakan kesan pertama, nggak ada salahnya mengerahkan usaha lebih. Misalnya nih, menjilid makalah dengan cover cantik. Bisa juga menghiasinya dengan gambar sesuai topic-tapi lihat-lihat dosennya juga, moderat atau konvensional.

TAK USAH, YA!
Sekelompok bersama teman pemalas? Malas banget!!
Dibandingkan bikin makalah perorangan, ditugaskan dosen bikin tugas kelompok tentu memiliki beberapa keuntungan. Kita nggak perlu pusing memikirkan topic sendirian, dan punya bala bantuan saat otak ‘mentok’. Malah kalau teman sekelompok ada yang terkenal pintar, kemungkinan dapat nilai lebih tinggi dari rata-rata mungkin banget, hi..hi..hi..
Di sisi lain, kerja kelompok nggak selalu menyenangkan, apalagi kalau ada temen yang nyebelin. Selalu dating telat ke pertemuan atau lebih parah, ogah ikut bersusah payah, tapi mau namanya tetap dicantumkan. Kalau bisa, sih, dari awal pembentukan kelompok, teman tipe ini jangan ikutan. Contek, nih, alasan-alasan ampuh untuk menolak halus teman kayak gini….

1. Ujung ke Ujung
Ingat-ingat di mana rumah si pemalas, lalu sebut lokasi yang jauh banget dari rumahnya biar dia ilfeel duluan. Misalnya, nih rumahnya di Taman Sari, bilang saja kita akan sering ketemuan di kaliurang. Pasti deh, dia langsung nyari kelompok lain yang nggak nyusahin dia juga.

2. Bentrok, Nih
Pilih jadwal ketemuan yang bentrok dengan jadwalnya melakukan kegiatan UKM atau kursus. Kalau dia menolak di jam segitu, tekankan bahwa anggota lain hanya bisa di waktu tersebut sehingga dialah yang harus menyesuaikan. Kasih pilihan untuk tetap ikut jadwal yang dibuat, atau minta dia cari kelompok lain yang jadwalnya nggak bentrok.

3. Beban Berat
Nggak lama setelah pembagian kelompok, langsung kasih tahu dia tugas yang paling berat dan kasih tenggang waktu ketat. Jika dia menolak terus dan menyatakan nggak bisa, terus paksa. Kasih alasan jika dia nggak bisa menyelesaikan tepat waktu maka akan menyusahkan dan mengganggu kinerja anggota lain.
Kalau dari awal sudah ‘galak’, siapa tahu dia mundur dengan sendirinya. Buat jaga-jaga, jangan lupa backup data dan tetap mengerjakan bagian yang seharusnya jadi tanggung jawabnya. Nggak mau kan, mempertaruhkan nilai kita sendiri…

4. Potong ‘cuti’
Bilang ke dia kalau jadwal kerja kelompok kita adalah malam minggu atau minggu siang. Pokoknya waktu-waktu di mana hamper semua orang malas untuk kerja kelompok, deh. Biasanya, nih, meeka yang pemalas paling malas memotong ‘cuti’ alias waktu liburannya hanya untuk mengejakan tugas. Tanpa perlu menolak, dia akan mundur sendiri, tuh. Padahal, sih, aslinya kita sendiri yang ogah kerja kelompok di hari libur, hi hi hi.

fenomena iklan politik merupakan sebuah keniscayaan bagi publik

Penulis : Moh Nurul Ihwan, Prodi Ilmu Komunikasi UII 2007

Langkah sejumlah tokoh politik yang mempromosikan dirinya di berbagai media hanya sebagai kebohongan atas visi dan misinya. Sebab, dengan iklan politik, masyarakat diajak untuk memilih aktor politik yang paling populer, langkah ini dilakukan untuk mendongkrak popularitasnya di hadapan publik, terutama dalam pecitraan yang merupakan rekayasa dari bentuk media untuk mendapatkan simpati publik. Fenomena maraknya iklan-iklan politik di media tidak akan pernah tenggelam di karenakan fungsinya sebagai alat sosialisasi yang cukup efektif guna pembentukan opini publik terhadap janji-janji para politisi.
Saat ini partai politik harus melakukan pemasaran politik yang merupakan analog dari pemasaran komersial dengan menggunakan saluran dari komunikasi massa, di lingkungan dimana warga negara layaknya konsumen yang memilih “brand” yang sangat banyak. Brand ini adalah partai politik (McNair,1999:7).
Dalam fungsinya, media berperan untuk menyampaikan informasi terutama dalam mensosialisasikan iklan politik yang bertujuan untuk mendapatkan citra dan simpati di mata publik sehingga acap kali para elit politik menjanjikan misi dan visi sebagai jurus jitunya, iklan politik yang ditayangkan di buat sebagai alat mempengaruhi dukungan publik yang semata-mata untuk memposisikan dirinya sebagai tokoh pembawa perubahan terkait dengan isu-isu seperti kemiskinan, pendidikan, kesehatan, dan pertanian, yang selama ini berdampak pada kelemahan politik, memang pada kenyataanya iklan politik di sejumlah media tidak dapat memberikan informasi yang lebih detail tentang latar belakang dari para kandidat yang terkait.
Dengan menggunakan pendekatan teori uses and gratifications, Diamond dan Bates menyatakan tesis mereka bahwa “the effects of political advertising are heavily conditioned by the existing political attitudes of audience” (McNair,1999:36).
Media nerupakan sebagai wadah penyimpan infomasi untuk menyampikan pesan-pesan yang bersifat edukasi maupun komersial dalam merubah citra, baik dari segi positif atau negatif, terutama dalam iklan politik menjelang pemilu 2009, sehingga iklan politik di artikan sebagai iklan komersial dikarenakan sepak terjangnya bagian dari fenomena bisnis modern yang mempunyai nilai jual dan pentingnya peran iklan politik di dalam “bisnis parpol”, dalam programnya, para elit politik mempromosikan di berbagai media, meskipun tidak sedikit dana yang di keluarkan untuk membuat image yang lebih baik dan menawarkna janji surga, gagasan, dan solusi di tengan ketikdak stabilan bangsa.
Karena iklan tersebut lebih mengedepankan harapan bagi publik dari pada mengekspose latar belakang sang kandidat calon presiden tersebut, dalam kemasannya, iklan politik di berbagai media massa dan elektronik menampilkan tokoh elit politik yang selalu dicitrakan sebagai malaikat yang membawa kedamaian dan kebijkasanaan dalam bentuk keterpurukan bangsa yang selama ini terbelenggu.
Media memang memiliki kemampuan reproduksi citra yang dahsyat. Dalam reproduksi citra tersebut, beberapa aspek bisa dilebihkan dan dikurangi dari realitas aslinya. Kemampuan mendramatisir ini pada gilirannya merupakan amunisi yang baik bagi para politisi, terutama menjelang pemilu.
Terkait dengan iklan politik di media, sejumlah parpol yang berperan dalam menyampaikan informasi tentang peubahan, terutama dalam bidang ekonomi, tidak lagi mendapatkan citra dan kesan dari publik, karena fakta krisis ekonomi dan kegagalan begitu transparan di depan mata untuk di saksikan.
Tetapi “kebusukan” atas janji para elit politik tidak bisa di sembunyikan dalam sifat demokrasinya. Karena iklan politik yang diputar hampir seragam yakni menawarkan perubahan dan kemajuan ekonomi menjadi lebih baik serta berpihak pada rakyat, akan tetapi, janji tersebut ternyata sifatnya normative yang memanipulasi publik, dimana fungsi partai politik seperti memberikan pendidikan politik di tengah masyarakat tidak berjalan lagi bahkan hasilnya nol atau bisa dikatakan, seringnya masyarakat bentrok antar golongan juga di sebabkan oleh partai politik, karena ketidak stabilan dalam berpolitik terutama faktor-faktor yang saling menjatuhkan kandidat partai lain.
Dengan segala selogannya yang meyakinkan “berjuang untuk rakyat”, “hidup adalah perbuatan”, “membangun masyarakat aman, damai, adil, demokratis”, “bangkit bersama membangun negri”, “satukan umat, makmurkan bangsa”, dan lainnya. Ini hanyalah sebuah simbol untuk menarik pubilk atas pesan yang di sampaikan, pesan-pesan yang disampaikan pada umumnya cukup memanjakan publik dan hanya merekalah yang dapat memberikan segalanya untuk rakyat, dan dapat merubah segala ketentuan yang berlaku, tetapi parpol yang memberikan harapan bagi masyarakat terkait dengan hukum yang berlaku atas semua janji-janji manisnya dalam berkampanye.
Sungguh ironis di tengah kondisi kesulitan ekonomi dalam menghadapi tantangan yang dialami oleh sebagian masyarakat Indonesia. Di satu sisi ada pihak yang mengatasnamakan pembela rakyat miskin, sedangkan apa yang di ucapjkannya hanyalah untuk mencari popularitas dalam mengemban visi dan misinya karena pada intinya sebuah parpol adalaah “produk” mereka diiklankan karena untuk dijual pada masyarakat dan masyarakat menjadi konsumen produk tersebut.







Munculnya Media - Media Baru

Oleh : Arif Friansyah Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2007

Munculnya media-media baru akhir-akhir ini telah banyak menimbulkan kontroversi. Dalam sebuah masyarakat dimana indivdu-individu terbebas dari sebuah paksaan, ujian kesunyian menjadi terasa riil sebagaimana rasa sedihnya kesadaran kita menghadapi banyaknya kesulitan dalam menjalin kontak dengan sesama.Sebagai penulis disini saya akan memaparkan tentang sebuah media yang dimana pada kenyataannya media itu sangat digandrungi oleh halayak masyarakat, dan di dalamnya itu terdapat individu-individu yang mau ngga mau harus menghadapi media media tersebut. Kita sebagai manusia bisa menjadi seorang pengguna media yang akan saya angkat disini adalah sebuah media internet yang sempurna namun sebuah internet justru kesulitan menjalin percakapan dengan seorang rekan di sebuah warnet.Hadirnya Media-Media BaruKesunyian InteraktifDalam hal ini banyak para pengajar sejak dahulu hingga sekarang mungkin bersepakat mengatakan bahwa pembelajaran komputer terbaik di satu sisi adalah murid yang baik, namun di sisi lain adalah bagian dari kelompok yang harus dipaksa karena memiliki kesulitan dalam berinteraksi. Ciri dari makin banyaknya kesunyian dalam berinteraksi terlihat dari obsesi yang semakin meningkat dan banyak yang secara continue bisa digabungkan, berupa telepon portable dan Net. Sudah banyak ribuan individu bisa bepergian dengan membawa perangkat portable di tangannya sebagai wujud dari surat-menyurat elektronik yang dihubungkan dengan mesin penjawabnya sebagai jaring pengaman terakhir. Sehingga seolah-olah jika orang akan sekarat jika tidak bisa terhubung dengan orang lain dalam media jaringan seperti internet. Sebaliknya, kgelisahan akan datang jika eseorang tidak bisa menerima surat-surat elektronik. Permasalahan muncul dengan beralihnya komunikasi teknik menjadi komunikasi manusia. Karena pada kenyataannya akan selalu datang saatnya ketika kita harus mematikan mesin dan berbicara langsung dengan seseorang. Sebenarnya kompetensi yang kita miliki bersama teknik tidak akan bisa merangkum segala hubungan manusia.Menjalani WaktuTidak ada komunikasi tanpa menjalani suatu kurun waktu, yaitu waktu untuk berbicara, untuk saling memahami, untuk membaca sebuah koran atau buku, atau untuk menonton film, di samping masalah menyangkut perpindahan. Selalu ada sebuah durasi waktu untuk melakukan komunikasi. Termasuk komputer adalah sebagai kelanjutan dari televisi yang telah hadir di rumah-rumah penduduk mereduksi perpindahan yang semakin mempertegas turunnya keterbatasan waktu karena cepatnya pemikiran tersebut. Dengan menekan keterbatasan itu, komputer bahkan hampir menganulirnya. Tentu saja ‘melakukan penjelajahan’ dalam jaringan ini membutuhkan waktu, namun ada sebuah kesenjangan yang sedemikian rupa antara volume hal-hal yang kita akses dengan waktu yang berlalu ketika kita kemudian masuk ke dalam skala waktu lainnya. ‘Hancurnya’ durasi waktu, yaitu lenyapnya perjalanan mengarungi waktu yang sangat terkait erat dengan segenap pengalaman berkomunikasi itulah yang menimblkan permasalahan jika dilihat dari sudut pandang antropologis, sebab masa teknik-teknik baru itu bersifat homogen, rasional dan datar, sedangkan masa manusia selalu tidak continue, dan dapat diketahui perbedaannya.Transparasi yang MustahilTidak hanya mesin yang terpaksa tidak mampu menyederhanakan hubungan manusia dan sosial, tidak hanya karena mesin penghapus waktu, tetapi kadang-kadang memperluas birokrasi, atau mesin malahan menambah sebuah birokrasi teknik pada birokrasi manusia. Tidak ada yang lebih keliru daripada menghayalkan tentang sebuah masyarakat di mana birokrasi akan lenyap jika setiap orang bisa berbuat segalanya hanya dari perangkat terminalnya. Hal ini berarti melupakan pelajaan dalam sejarah bahwa manusia, organisasi dan institusi tiada henti-hentinya menemukan berbagai proses birokratis karena transparasi sosial itu mustahil adanya.Dalam setiap ‘tikungan’ komunikasi, alasan-alasan baru birokrasi manusia atau teknik menjadi semakin banyak. Coba kita lihat contohnya pada manusia modern zaman sekarang. Di dalam sebuah kantor dengan perangkat komputer yang sangat begitu banyak, seseorang dengan sekejap dapat mengakses keseluruh dunia secara bebas. Namun, untuk masuk ke dalam perusahaannya ia harus mempergunakan beberapa kode. Artinya , semakin mudah ia bersirkulasi dengan bebas di Web, semakin ia terpenjara pada sat melakukan kegiatan yang memerlukan gerak perpindahan kesehariannya...Jarak-jarak yang tidak Bisa DirambahBersama media baru, kita disini melihatadanya ketergelinciran penalaran yang kian lama kian parah, berangkat dari premis-premis pertama bahwa performa teknik selalu baik bagi komunikasi manusia sampai pada hasilnya bahwa industri informasi dan komunikasi adalah hal yang terpenting bagi masyarakat di masa depan. Karena manusia memiliki kesulitan untuk berkomunikasi, sementara teknik-teknik komunikasi memainkan peran yang semakin lama semakin penting dalam masyarakat kita, maka setidak-tidaknya sikap saling pengertian antar manusia semakin lama semakin membaik.Dari sini kita mulai percaya bahwa teknik baru akan memodifikasi hubungan sosial, sayangnya kita hanya membuat satu langkah dari sekian banyak langkah yang seharusnya kita lakukan. Hipotesis yang menjadi dasar pemikiran tentang komunikasi yang lebih baik melalui mesin juga menyiratkan hipotesis lain yang sama terledornya, yakni hipotesis tentang tidak adanya kesenjangan antara pengirim, pesan dan penerima. Sejarah komunikasi, baik komunikasi manusia atau lewat media justru membuktikan sebaliknya. Impian menusia sejak dulu adalah memperkecil kesenjangan ini.Media-media Baru antara Dagang dan DemokrasiKita tahu bahwa media-media massa tidak pernah menyenangkan karena media tersebut membekap berbagai permasalahan jumlah dan demokrasi massa. Sebaliknya jumlah yag dianggap buruk oleh media massa tersebut justru dipuji-puji dalam teknik baru komunikasi. Orang ramai merayakan pengguna Internet yang ke-sejuta, dan irang terkagum-kagum dengan cepatnya koneksi para pengguna dalam jaringan ini, dengan ekspansi CD ROM serta berkembang pesatnya segala jenis multi-media pada umumnya.Jika selama dua abad cita-cita ideal informasi adalah memproduksi dan menyebarluaskan sebuah berita secepet mungkin dan langsung dpat diakses oleh masyarakat tanpa melalui perantara semacam sensor, ternyata realitasnya sekarang sangatlah berbeda. Kita harus memasukkan kembali perantata untuk memverifikasi kelengkapan dan pengguna informasi, sebab kapasitas teknik sudah sedemikian rupa sehingga jutaan informasi bisa diberikan dan diminta tanpa ada kontrol apapun. Ketdiak adaannya kontrol yang merupakan tujuan demokratis yang harus dicapai selama berabad-abad karena menyangkut pembebasan diri dari sekian banyaknya sensor saat ini justru menjadi salah satu ancaman yang paling utama. Jika kita ingin menyelamatkan kebebasan terhadap informasi, maka sesegera mungkin kita harus mengakui bhwa kebebasan dalam lingkup yang sudah ‘kenyang’ dengan informasi itu harus diproteksi, harus difilter melalui perantara-perantara yang menjamin cita-cita idealnya.Sebagai anggota masyarakat, kita harus dapat memanfaatkan adanya media baru pada saat ini, karena dengan munculnya media baru kita akan dipermudah untuk dapat melihat luas akan dunia ini. Akan tetapi kita juga ikut serta dalam membangkitkan dengan majunya media-media yang semakin pesat merasuk dalam fikiran kita. Jangan sampai oleh media kita dapat di kendalikan seperti layaknya robot yang dikendalikan oleh penggunanya dengan melalui remote control, akan tetapi adalah kita yang harus memanfaatkan media yang sudah ada untuk kita kelola.

lensainformasi

blog yang dibuat oleh komunitas mahasiswa di prodi ilmu komunikasi UII untuk memberikan dan berbagi informasi.