TIPS KULIAH

(BERSUMBER DARI MAJALAH CITA CINTA)
Disunting oleh Ramadhani Syah Fitri
LIMA PLUS TIP SUKSES HADAPI UJIAN
Satu semester = 6 bulan=180 hari = 4320 jam. Nggak mau kan waktu dan tenaga yang kita kerahkan selama itu buyar hanya gara – gara grogi menjawab soal ujian, yang bahkan berlangsungnya nggak lebih dari dua jam!. Biar sukses lewati UAS, ada lima tip manjur, nih!
1. Puasa ajep – ajep
Hobi clubbing tiap malam minggu? Stop dulu, deh. Meski besoknya (baca: hari Minggu)masih tersisa waktu untuk belajar, kalau selamanya abis bergadang sih, percuma—bakal susah masuk ke otak!
2. Sharing Info
Sama kayak computer, otak kita memiliki keterbatasan memori. Berhubung selama masa UAS kita perlu memasukkan banyak materi ujian, saring apa saja yang diizinkan ‘melintasi’ otak. Misalnya, hindari dulu baca tabloid dan nonton acara gossip. Meski kelihatan sepele, nggak mau kan, lahan otak yang terbatas malah dipenuhi memori seputar gossip seleb daripada materi ujian?

3. Cermati Instruksi
Di pertemuan terakhir sebelum UAS, dosen biasanya member tahu mahasiswanya mengenai bentuk ujian—open book atau nggak. Kalau memang boleh buka buku, manfaatkan sebaik-baiknya. Lengkapi catatan dan bahan penting lain yang kira-kira bisa ‘ menyelamatka ‘ kita di hari H.

4. Belajar Bareng
Mumpung masih ada waktu, tentukan waktu buat ngumpul untuk belajar bersama. Pilih teman diskusi atau belajar bareng yang kuat di mata kuliah tersebut biar kita bisa belajar banyak darinya. Kalau mentok, jangan ragu minta ajarin senior atau asdos. Peribahasa malu bertanya sesat dijalan nggak pernah basi, tuh!.

5. Modal, Dong!
Selalu bawa dua pulpen ke ruang ujian. Kalu yang satu mendadak macet, nggak usah panic cari pinjaman. Jika harus menggunakan alat khusus seperti jangka, penggaris, atau kalkulator, bawa juga milik pribadi. Jangan mengandalkan pinjaman teman!.
ATURAN CERMAT KRS
Di semester awal, Kartu Rencana Studi (KRS) memang masih disusun pihak secretariat. Tapi selanjutnya, mayoritas kampus menyerahkan sepenuhnya ‘ tampuk kekuasaan ‘ kepada kita. Meski kelihatan sepele, menyusun KRS nggak bisa dianggap remeh. Soalnya ‘ nasib ‘ kita satu semester ke depan, kan, bergantung pada KRS. Atur dan pilih secara cermat biar lulus tepat waktu dengan hasil maksimal dan masih punya waktu buat gaul!.

1. Curi Start
Jumlah SKS yang bisa kita ambil biasanya berbanding lurus dengan IPK. Makin tinggi IPK kita, makin banyak pula SKS yang boleh diambil. Kalau sanggup, manfaatkan donk, kesempatan ini. Dengan sering ‘nyolong start’, kita bisa lulus lebih cepat, tuh.
Kombinasikan antara mata kuliah yang bayak hitung-hitungan dengan hafalan. Bisa juga dengan memilih kombinasi mata kuliah yang kita anggap enteng dan perlu perhatian khusus—biar otak kita nggak overloaded karena kebanyakan menampung materi kuliah…

2. Pilih & Tukar
Setelah mata kuliah apa saja yang mau diambil, langsung catat semua jadwal yang tersedia. Lalu, susun KRS sesuai keinginan maupun kebutuhan kita. Misalnya nih, untuk menghindari jeda yang terlalu lama, susun KRS dengan jadwal yang berdekatan. Kalau kelas yang kita inginkan sudah penuh, jangan malas mencari teman yang rela menukar kursinya. Tongkrongin aja secretariat dari pagi sampe sore selama pengisian KRS.

3. Tanggal Merah
Susun jadwal kuliah sedemikian rupa sehingga banyak ‘tanggal merah’ alias hai liburnya. Selain hemat tenaga, pastinya irit ongkos dong,he he he. Tapi kalu menjalani beberapa mata kuliah sekaligus dalam sehari dirasa terlalu berat, ya nggak pelu ngotot juga.

4. Morning Call
Jika rumah kita jauh dari kampus, nggak usah maksakan diri mengambil mata kuliah yang berlangsung pagi hari. Nggak mau kan, sering datang terlambat gara-gara terjebak macet? Apalagi, sebagian dose nada yang dengan tegas menganggap kita alpa bila telatnya lebih dari 30 menit. Ujung-ujungnya, kita malah dilarang ikut ujian karena kehadiran kita dianggap nggak memenuhi batas minimal.

5. Cek! Cek! Cek!
Saking semangatnya mengisi KRS, kadang kita nggak sadar kalau ada jadwal kuliah yang bentrok. Sebelum menyerahkan KRS ke secretariat, cek sekali lagi mengenai hari dan jam yang kita pilih. Kalau perlu, buat coret-coretan kasarnya di kertas kosong.
DONGKRAK IPK!
Senasib dengan ban bocor yang mesti diganti dengan mendongkrak mobil bisa melanjutkan perjalanan, IPk yang amburadul juga begitu. Biar bisa tenang pas wisuda, IPK kudu tinggi dong! Nggak harus sampai cum laude—minimal di atas rata-rata sedikit, deh, agar kita mampu bersaing di dunia kerja. Mumpung masih ada waktu, saatnya mendongkrak IPK yang termasuk jeblok, nih!
1. Minimal tiga
Tandai mata kuliah bernilaiu C yang jumlah sks-nya minimal tiga. Utamakan mengulang mata kuliah yang termasuk kategori tersebut. Dibandingkan yang SKS-nya Cuma dua, mengulang mata kuliah ber-SKS banyak lebih ampuh dalam meng-up grade IPK. Usahakan mendapat nilai A agar peningkatannya mencolok.

2. Bolos vs Bonus
Sebagian dose nada yang member bonus nilai bila kehadiran kita di kelas mencapai 100%. Biasanya hal ini dikasih tahu kok, di awal semester. Tapi nggak ada salahnya menanyakan ke dosen yang bersangkutan. Supaya nggak mencolok (dan kelihatan mengharap bonus banget), Tanya aja mengenai proporsi pembagian nilai yang bisa mereka terapkan.

3. Extra, Please!
Jika nilai UTS kacau dan kita nggak yakin bisa memperbaikinya di UAS, segera pdkt ke dosen. Tanya baik-baik, adalah hal yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan nilai. Misalnya ikut ujian ulangan,membuat makalah tambahan, maupun tugas lain. Kuncinya Cuma satu: hilangkan rasa gengsi, dan pasang muka memelas, hehehe…

4. Last minute
Paling enak, perbaikan nilai kita lakukan di semester akhir, sambil ngerjain skripsi. Selain nggak mengganggu kelancaran studi, adanya mata kuliah selama skripsi bikin kita nggak malas ke kampus. Tapi pastikan itu untuk mata kuliah ‘ringan’. Jangan sampai sulitnya mengalahkan konsentrasi bikin skripsi, dong!
Siap Bikin Makalah!
Sebgai mahasiswa, tugas nggak Cuma belajar dan mendengarkan dosen di kelas, tapi juga membuat berbagai macam tugas. Salah satunya makalah. Behubung nilai jadi taruhan, nggak mau sembarangan membuatnya kan….

1. ‘nyontek’ Senior
Begitu dapat topic, langsung buka mata dan telinga lebar-lebar. Jangan malas mencari bahan sebanyak-banyaknya, mulai dari materi kuliah, buku, dan internet. Kalau perlu, baca makalah milik senior yang biasanya disimpan di perpustakaan- bukan menjiplak ya. Punya banyak bahan akan memudahkan kita mengerjakan makalah.

2. Teman Seperjuangan
Jika tugas makalah harus dikerjakan per kelompok, pilih teman yang cocok dengan kita. Nggak perlu harus pintar atau kutu buku, tapi setidaknya rajin dan bertanggung jawab- daripada hanya kita yang kerja sementara mereka asyik ngobrol!

3. Sudut Pandang Unik
Bahan sudah di tangan, teman kerja kelompok sudah di dapat, tinggal satu yang dibutuhkan : berpikir out of the box. Dari sekian bahan yang ada, coba dipelajari dan pilih sudut pandang berbeda. Punya tema unik bisa menarik perhatian dosen, tuh.

4. Penampilan ‘menggida’
Saat bikin makalah, pepatah don’t judge a book by its cover sama sekali nggak berlaku. Berhubung ‘bungkus’ mencitrakan kesan pertama, nggak ada salahnya mengerahkan usaha lebih. Misalnya nih, menjilid makalah dengan cover cantik. Bisa juga menghiasinya dengan gambar sesuai topic-tapi lihat-lihat dosennya juga, moderat atau konvensional.

TAK USAH, YA!
Sekelompok bersama teman pemalas? Malas banget!!
Dibandingkan bikin makalah perorangan, ditugaskan dosen bikin tugas kelompok tentu memiliki beberapa keuntungan. Kita nggak perlu pusing memikirkan topic sendirian, dan punya bala bantuan saat otak ‘mentok’. Malah kalau teman sekelompok ada yang terkenal pintar, kemungkinan dapat nilai lebih tinggi dari rata-rata mungkin banget, hi..hi..hi..
Di sisi lain, kerja kelompok nggak selalu menyenangkan, apalagi kalau ada temen yang nyebelin. Selalu dating telat ke pertemuan atau lebih parah, ogah ikut bersusah payah, tapi mau namanya tetap dicantumkan. Kalau bisa, sih, dari awal pembentukan kelompok, teman tipe ini jangan ikutan. Contek, nih, alasan-alasan ampuh untuk menolak halus teman kayak gini….

1. Ujung ke Ujung
Ingat-ingat di mana rumah si pemalas, lalu sebut lokasi yang jauh banget dari rumahnya biar dia ilfeel duluan. Misalnya, nih rumahnya di Taman Sari, bilang saja kita akan sering ketemuan di kaliurang. Pasti deh, dia langsung nyari kelompok lain yang nggak nyusahin dia juga.

2. Bentrok, Nih
Pilih jadwal ketemuan yang bentrok dengan jadwalnya melakukan kegiatan UKM atau kursus. Kalau dia menolak di jam segitu, tekankan bahwa anggota lain hanya bisa di waktu tersebut sehingga dialah yang harus menyesuaikan. Kasih pilihan untuk tetap ikut jadwal yang dibuat, atau minta dia cari kelompok lain yang jadwalnya nggak bentrok.

3. Beban Berat
Nggak lama setelah pembagian kelompok, langsung kasih tahu dia tugas yang paling berat dan kasih tenggang waktu ketat. Jika dia menolak terus dan menyatakan nggak bisa, terus paksa. Kasih alasan jika dia nggak bisa menyelesaikan tepat waktu maka akan menyusahkan dan mengganggu kinerja anggota lain.
Kalau dari awal sudah ‘galak’, siapa tahu dia mundur dengan sendirinya. Buat jaga-jaga, jangan lupa backup data dan tetap mengerjakan bagian yang seharusnya jadi tanggung jawabnya. Nggak mau kan, mempertaruhkan nilai kita sendiri…

4. Potong ‘cuti’
Bilang ke dia kalau jadwal kerja kelompok kita adalah malam minggu atau minggu siang. Pokoknya waktu-waktu di mana hamper semua orang malas untuk kerja kelompok, deh. Biasanya, nih, meeka yang pemalas paling malas memotong ‘cuti’ alias waktu liburannya hanya untuk mengejakan tugas. Tanpa perlu menolak, dia akan mundur sendiri, tuh. Padahal, sih, aslinya kita sendiri yang ogah kerja kelompok di hari libur, hi hi hi.

Comments :

0 komentar to “TIPS KULIAH”